Pekerjaan membuat batik, mulai dari pembuatan motif hingga penjualannya pada suatu masa dahulu merupakan sebuah pekerjaan yang dilakukan semuanya oleh perempuan. Batik pada waktu itu merupakan sebuah tambahan penghasilan bagi para keluarga petani di berbagai tempat di wilayah Jawa. Namun seiring dengan peningkatan minat terhadap kain dan juga busana batik, maka banyak dari para keluarga ini kemudian menjadi industri pembuatan baju batik ini sebagai pekerjaan utama mereka. Pembuatan baju batik tulis dilakukan oleh kaum wanita dengan alasan yang cukup logis, yaitu wanita adalah kelompok orang yang sabar dan juga lebih telaten dalam mengerjakan dan membuat berbagai macam motif batik yang cukup rumit. Namun seiring dengan perkembangan banyak dari kaum pria yang kemudian ikut andil dalam pekerjaan membuat berbagai macam motif batik ini. Terutama ketika teknik pembuatan baju batik dengan cara cap dibuat. Dalam pembuatan baju batik cap diperlukan tenaga yang cukup kuat untuk menempelkan berbagai macam canting cap untuk dapat menciptakan motif baju batik yang indah. Kaum pria kemudian menjadi pemain utama dalam pembuatan baju batik cap. Berbagai macam motif baru yang sangat maskulin kemudian tercipta dan membuat warna baru dalam industri baju batik. Berbagai motif batik ini dapat terlihat dengan cukup baik pada berbagai motif batik yang ada di wilayah pesisir pantai yang banyak dilakukan oleh kaum pria. Salah satu contoh motif baju batik yang diciptakan oleh kaum pria adalah motif batik mega mendung. Motif ini memiliki banyak peminat dan hingga saat ini masih sering dan terus dipakai untuk menghias berbagai jenis kain batik, mulai dari batik printing, cap hingga pada kain batik tulis.
Pembuatan baju batik telah tersebar cukup luas di wilayah pulau Jawa. Salah satu daerah yang juga memiliki motif baju batik yang menjadi ciri kota mereka adalah kota Banyumas. Batik yang ada di kota Banyumas ini pada mulanya merupakan sebuah kebudayaan dan juga kesenian yang dibawa oleh para pengikut Pangeran Diponegoro yang menetap di kota Banyumas ini pada sekitar tahun seribu delapan ratus tiga puluh. Batik yang ada di kota Banyumas ini dapat kita temui terutama di daerah Sokaraja yang merupakan pusat pengembangan baju batik dari wilayah Banyumas. Kedatangan para pengikut Pangeran Diponegoro ini membawa batik menjadi suatu kebudayaan yang juga dikenal oleh masyarakat Banyumas. Para pengikut Pangeran Diponegoro pada waktu itu memang mencari tempat baru untuk menetap dan sebagai besar dari mereka menetap di daerah Banyumas. Salah satu pengikut Pangeran Diponegoro yang terkenal adalah seorang yang bernama Najendra. Beliau ini lah yang kemudian memperkenalkan kesenian batik celup di wilayah Sokaraja dan kemudian terus berkembang hingga saat ini. Bahan kain yang dipakai oleh para seniman batik di kota Banyumas ini adalah kain motif yang merupakan hasil tenunan mereka sendiri. Untuk memberi warna pada baju batik yang mereka buat, para seniman batik ini memperoleh warna dari pohon tom, pohon pace dan untuk memperoleh warna merah yang agak kuning, para seniman batik ini menggunakan mengkudu. Batik di daerah ini telah sangat terkenal dengan motif baju batik yang menjadi ciri mereka sendiri. Motif batik ini disebut sebagai motif baju batik Banyumas. Batik di wilayah ini telah cukup berkembang dan telah terhubung dengan para pembuat baju batik di wilayah Solo dan juga pembuat baju batik di wilayah Ponorogo.
Batik adalah sebuah kesenian yang berasal dari tradisi masyarakat Jawa. Dalam seni pembuatan baju batik, terdapat banyak sekali motif dan juga pola yang ada dan banyak kita jumpai beredar dalam masyarakat. Sebenarnya motif batik yang ada di masyarakat dan juga banyak kita jumpai dalam berbagai toko-toko yang menjual batik, dapat di bagi menjadi dua kategori besar yaitu batik keraton dan juga batik pesisir. Dari nama kategori batik tersebut sebenarnya telah dapat kita simpul kan asal dari dua kategori batik tersebut. Batik keraton adalah motif baju batik yang banyak di buat oleh masyarakat dalam keraton dan pada zaman dahulu merupakan busana yang dipakai oleh keluarga keraton dan juga raja beserta para pengikutnya. Batik dengan motif yang berasal dari keraton ini merupakan batik yang dibuat dengan tujuan tertentu dan juga dengan makna yang tertentu pula. Pembuatan motif batik keraton ini pada umumnya dilakukan oleh para abdi dalem keraton. Motif batik keraton di buat dengan memiliki makna yang dapat dijadikan pelajaran dan juga aturan bagi manusia untuk dapat menjalani hidup yang damai, aman dan juga sejahtera. Sementara batik pesisir adalah motif baju batik yang dibuat oleh para seniman batik yang berasal dari wilayah pinggir pantai yang ada di pulau Jawa. Motif batik pesisir ini berbanding terbalik dengan batik yang ada di keraton. Batik yang dibuat oleh para seniman batik di pesisir pantai pulau jawa ini cenderung lebih bebas dalam membuat motif batik yang mereka inginkan dan sering kali membuat motif baju batik yang tidak memiliki aturan tertentu dan dibuat hanya berdasarkan kesukaan seorang pembuat baju batik terhadap sebuah bentuk yang dia lihat dalam kehidupannya.
|
AuthorWrite something about yourself. No need to be fancy, just an overview. Archives
June 2015
Categories |