Motif dalam baju batik merupakan sebuah bentuk yang memperlihatkan keindahan dari baju batik tersebut. Proses pembuatan motif oleh seorang seniman batik akan dapat menjadi sebuah motif yang indah setelah melalui berbagai langkah dan tahapan yang dipilih oleh seorang seniman yang membuat motif baju batik. Motif batik yang dibuat pada era dan juga zaman yang modern ini telah membuat berbagai macam motif dan juga bentuk baru dalam sebuah permukaan batik tercipta. Berbagai motif modern atau pun pengembangan dari motif tradisional terus tercipta dan terus diburu dan dicari oleh masyarakat Indonesia yang menyukai kesenian batik. Dalam proses membuat sebuah baju batik setelah motif batik tersebut berhasil dibuat oleh seorang seniman, maka proses yang perlu dilakukan selanjutnya adalah dengan memindahkan motif batik yang telah diciptakan tersebut ke atas permukaan kain yang akan diubah menjadi kain batik. Proses ini dilakukan dengan motif yang dipilih tadi akan dilakukan sebuah proses yang menjadi pola yang tertentu yang akan digambar di atas permukaan kain. Para pembuat batik pada umumnya memindahkan motif batik ini dengan cara yang disebut dengan “ngeblat”. Dalam proses pembuatan batik ini, para pembuat batik akan memindahkan motif batik tersebut ke atas permukaan kain dengan cara meniru motif dan bentuk yang diinginkan tersebut sehingga pada akhirnya motif batik tersebut menjadi sebuah gambar di atas permukaan kain. Proses ini dilakukan oleh para pembuat motif batik dengan cara menggambarkan motif batik dengan alat yang disebut canting. Dengan alat ini akan diperoleh motif batik yang diinginkan dan nantinya akan menjadi motif batik dengan berbagai macam bentuk ragam hias dan juga dengan berbagai macam warna yang diinginkan.
Kota Bantul mulai mengenal kesenian membuat batik adalah ketika para masyarakat keraton mempelajari kesenian membuat batik ini dari para abdi dalem yang menjaga makam para raja yang ada di daerah Bantul tersebut. Masyarakat yang mempelajari batik ini kemudian mendapat kepercayaan dari keraton untuk membuat berbagai macam busana batik yang akan dipakai untuk berbagai acara yang diadakan oleh keraton. Peningkatan pesanan yang datang dari keraton untuk baju batik ini membuat desa Pajimatan membutuhkan bantuan dari desa lain. Untuk memenuhi kebutuhan seniman batik maka mereka kemudian mendatangkan masyarakat dari desa Giriloyo untuk membantu mereka membuat batik yang menjadi pesanan keraton. Melalui ini kemudian para penduduk desa Giriloyo akhirnya mulai mengenal dan juga mulai mempelajari kesenian membuat batik sebelum pada akhirnya para penduduk desa Giriloyo kemudian mampu untuk membuat batik sendiri. Proses yang dilakukan oleh para pembuat batik dari desa Giriloyo ini pada umumnya adalah dengan cara membuat dan mengerjakan proses pembuatan batik tersebut di rumah mereka sendiri dan kemudian setelah pesanan batik tersebut jadi, baru kemudian di setor kan kepada seniman batik yang ada di desa Pajimatan.
Masyarakat desa yang pada umumnya menjadi pembuat batik ini adalah masyarakat yang memiliki pekerjaan sehari-hari sebagai seorang petani. Para petani ini telah mendapat pengetahuan tentang cara membuat batik yang sering mereka buat untuk memenuhi pesanan dari keraton. Dengan seringnya mereka membuat batik membuat para petani ini juga ingin membuat batik dan memakai batik untuk diri mereka sendiri, tetapi karena motif batik yang berasal dari keraton pada umumnya merupakan motif yang hanya boleh dipakai oleh para bangsawan dan pejabat tinggi keraton maka hal ini kemudian membuat mereka membuat kreasi dan menciptakan motif batik yang mereka buat sendiri dan ada beberapa yang juga merupakan motif batik yang mereka kembangkan dari motif batik yang berasal dari keraton. |
AuthorWrite something about yourself. No need to be fancy, just an overview. Archives
June 2015
Categories |